Rabu, 29 Januari 2014

Waqofan Caleg


1.      Waqofan caleg
Aroma persaingan politik antar caleg sudah semakin semerbak,  cara apapun di lakukan untuk mendapatkan dukungan dan simpatik masyarakat,  hingga salah seorang caleg dari partai tertentu guna mencari dukungan dan simpatik dia rela mewaqofkan sebagian tanahnya untuk didirikan lembaga pendidikan dan bagi-bagi uang ke masjid-masjid di dapilnya.  Serah terima tanah waqofan dan uang hadapan masyarakat yang telah di undang terlebih dahulu, amplop-amplop untuk mereka juga tak ketinggalan. Pada saat sambutan sang CALEG hanya berkata “mohon doa restu dan dukungan atas pencalonannya dan tanah saya ini saya waqofkan untuk dijadikan madrasah (contoh) “.
Pertanyaan :
a.       Sahkah waqof yang dilakukan sang caleg tersebut ?
b.      Adakah perbedaan hukum penerimaan antara waqofan, uang untuk masjid dan amplop yang diterima masyarakat sebagaimana dalam deskripsi ?
Jawaban :
a.       Jika Waqaf nya Jihah At Tahrir seperti “ Tanah ini saya wakafkan untuk di jadikan madrasah, tanah ini saya waqafkan untuk di jadikan masjid”  seperti dalam deskripsi maka waqafnya Sah tanpa adanya Qabul (penerimaan) dari siapapun, karena kepemilikanya langsung pindah kepada Allah, maka tidak bisa dikatakan menerima Rosywah. dan masyarakat tidak wajib mendukungnya.
Jika Waqofnya adalah waqaf yang di syaratkan harus adanya qobul (bukan Waqaf Jihah Tahriri), seperti waqaf pada perseorangan, pemberian amplopan untuk masjid, dan amplop untuk perseorangan, maka hukum menerimanya adalah haram karena termasuk risywah.

Referensi :
شرواني الجزء الثامن ص: 93
وخرج بالمعين الجهة العامة وجهة التحرير كالمسجد فلا قبول فيه جزما ولم ينب الإمام عن المسلمين فيه ..... ولا يشترط قبول ناظر المسجد ما وقف عليه بخلاف ما وهب له (قوله ولا يشترط قبول ناظر المسجد إلخ ) وينبغي أن مثله الرباط والمدرسة والمقبرة لمشابهتها للمسجد في كون الحق لله تعالى اهـ ع ش
Di kecualikan dari waqaf muayyan adalah wakah jihah al ammah, dan jihah tahriri seperti masjid maka secara pasti tidak ada syarat qobul dalam wakaf tersebut, dan dalam wakaf tersebut imam tidak bisa mengganti kedudukan orang muslimin,……..dan tidak disyaratkan bagi nadzirnya masjid untuk Qobul/menerima sesuatu yang di wakafkan untuk masjid,  kecuali barang yang di hibahkan untuk masjid ( Qouluhu La yusytarotu …..) Edialnya sama dengan masjit tersebut adalah pondok, madrasah, dan pemakaman karena ada persamaan dengan masjid bahwa hak adalah untuk allah.
المحلى الجزء الثالث.ص.105
فصل:الأظهر ان الملك فى رقبة الموقوف ينتقل الى الله تعالى اى ينفك عن اختصاص كالعتق فلا يكون للواقف ولاللموقوف.اهـ .
Menurut qoul dhohir bahwa kepemilikan terhadap aset yang di wakafkan adalah berpindah kepada Allah artinya terlepas dari kekhususan terhadap seseorang, sepertihalnya memerdekakan hamba( AL ITQI ) maka tidak ada hak lagi bagi waaqif ataupun mauquf.
المهذب الجزء الأول.ص.442
واذا صح الوقف لزم وانقطع تصرف الواقف فيه.اهـ
Dan apabila sah suatu wakaf maka akan luzum, dan terlepas tashorufnya waqif terhadap barang yang di wakafkan.

b.      Sebagaimana dalam jawaban sub a, maka ada perbedaan hukum penerimaan, sebagaimana perincian pada jawaban sub a.
Referensi :
شرواني الجزء الثامن ص: 93
وخرج بالمعين الجهة العامة وجهة التحرير كالمسجد فلا قبول فيه جزما ولم ينب الإمام عن المسلمين فيه …….. ولا يشترط قبول ناظر المسجد ما وقف عليه بخلاف ما وهب له (قوله ولا يشترط قبول ناظر المسجد إلخ ) وينبغي أن مثله الرباط والمدرسة والمقبرة لمشابهتها للمسجد في كون الحق لله تعالى اهـ ع ش
Di kecualikan dari waqaf muayyan adalah wakah jihah al ammah, dan jihah tahriri seperti masjid maka secara pasti tidak ada syarat qobul dalam wakaf tersebut, dan dalam wakaf tersebut imam tidak bisa mengganti kedudukan orang muslimin,……..dan tidak disyaratkan bagi nadzirnya masjid untuk Qobul/menerima sesuatu yang di wakafkan untuk masjid,  kecuali barang yang di hibahkan untuk masjid ( Qouluhu La yusytarotu …..) Edialnya sama dengan masjit tersebut adalah pondok, madrasah, dan pemakaman karena ada persamaan dengan masjid bahwa hak adalah untuk allah.
المحلى الجزء الثالث.ص.105
فصل:الأظهر ان الملك فى رقبة الموقوف ينتقل الى الله تعالى اى ينفك عن اختصاص كالعتق فلا يكون للواقف ولاللموقوف.اهـ .
Menurut qoul dhohir bahwa kepemilikan terhadap aset yang di wakafkan adalah berpindah kepada Allah artinya terlepas dari kekhususan terhadap seseorang, sepertihalnya memerdekakan hamba( AL ITQI ) maka tidak ada hak lagi bagi waaqif ataupun mauquf.
فتاوي السبكي الجزء الأول ص: 204 دار المعارف
والمراد بالرشوة التي ذكرناها ما يعطى لدفع حق أو لتحصيل باطل وإن أعطيت للتوصل إلى الحكم بحق فالتحريم على من يأخذها كذلك وأما من لم يعطها فإن لم يقدر على الوصول إلى حقه إلا بذلك جاز وإن قدر إلى الوصول إليه بدونه لم يجز وهكذا حكم ما يعطى على الولايات والمناصب يحرم على الآخذ مطلقا ويفصل في الدافع على ما بينا
Dan yang di maksud dengan risywah yang saya sampaikan adalah sesuatu yang di berikan karena tujuan untuk menolak sesuatu yang haq(benar) atau mendapatkan sesuatu yang bathil. Apabila di berikan karena untuk  mendapat kan keputusan hukum dengan haq, maka keharaman juga bagi orang yang menerimanya. Adapun orang yang tidak memberikan : apabila tidak bisa sampai pada haknya kecuali dengan cara memberikan maka di perbolehkan, kalau bisa sampai kepada haknya tanpa dengan cara itu maka tidak di perbolehkan, begitu juga hukum pemberian yang ada keterkaitan dengan wilayah/ kekuasaan atau pangkat. Maka di haramkan bagi orang yang menerima secara mutlak dan di tafsil hukum pemberi seperti yang telah kami jelaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar